Mencintai Tak Harus Memiliki

Perilahal mencintai tak harus memiliki, memiliki pun belum tentu dicintai. Ikhwal seseorang dengan cinta bukan hanya selalu ada, namun hati yang di tempatkan dengan layak. Agar tak tersengat matahari, dibasahi oleh hujan yang menggenangi. Punya siapa hati ini? orang yang memiliki belum tentu memiliki ketulusan  untuk menjaganya dan benar-benar tak bertepuk sebelah tangan.

Sebuah masa pasti ada cerita, kehidupan takkan berhenti walau sedetik, ya sedetik saja. Ada yang bahagia dengan cintanya, ada juga yang menangngis dengan luka cinta yang Ia rasakan. Seperti sebuah rubik yang tersusun tak rapi, bila tak sabar menghadapi pasti akan meletakkannya tanpa menyelesaikan sebuah rubik itu dengan sempurna. 

Waktu itu ada salam rindu dari kekasihku. Setiap saat bersabda dapat bertemu, untuk mengobati semua luka rindu. Aku yang jauh di sini, selalu mengharapkan dapat bertemu, bersenda gurau denganmu, melihat senyum manis di pipimu, tingkah lakumu yang malu-malu dan ada saatnya kita diam bersama. Menghabiskan sisa-sisa waktu untuk menilik kebersaman yang pernah kita lalui atau sekedar membayangkan indahnya kebersaman nanti yang kita pupuk.

Sedari dulu, waktu aku belum mengikat janji dengannya, entah mengapa kita selalu bertemu. Walau kita tak pernah mengikat janji untuk titik temu. Ada saatnya waktu itu pertemuan pertama kita di sebuah organisasi yang kita ikuti waktu kuliah, engkau yang malu-malu, memandang layar ponsel yang ada ditanganmu dan terlihat merahnya pipimu, berkata "Apakah dinasku sudah berkumpul mengadakan rapat"  Aku menjawab "Iya, sudah ada disekret teman-teman dinasmu" Dia menjawab lagi "Oh iya, terima kasih" Aku memberi senyuman kepadanya.

Dibalik masa yang berputar pada porosnya dengan tak henti. Pertemuan selanjutnya tanpa ada rencana dan waktu penentu. Pada saat itu engkau berjalan dengan temanmu, Doni dan Tri namanya. Betapa itu sangat membuat hatiku gembira tak menentu. Karena terlalu lama tak menjumpai parasmu yang selalu kurindu.

Tak lama dari itu aku juga bertemu dengannya, lagi di tempat yang sama yaitu lembaga pendidikan namanya. Walaupun sekali lagi engkau tak melihatku. Dan aku masih malu-malu untuk menyapamu.

Hari berganti dan rasa telah mencuat, menitip salam untuk pertemuan. Telah lama aku tak melihatmu lagi. Saat-saat yang kutunggu hilang arah tanpa tujuan pasti. Dimanakah engkau kini? Tanyaku dalam hati.

Waktu berlalu, engkau tiba-tiba membalas snap ku. Saat itu tak tau apa yang terjadi, tiba-tiba saja engkau bilang sudah tak ada hubungan dengan orang itu. Lalu aku tanpa rasa ragu dan tak tau malu menembakmu, dengan hari yang masih pagi waktu itu. Walaupun hanya di balas dengan jawaban yang belum pasti, tetapi aku tetap menunggu.

Setelah beberapa hari aku hanya menunggu kepastian, terkadang aku bertemu dia. Tanpa sengaja aku hampir saja menabraknya, waktu itu ia duduk jongkok di dekat sebuah kursi sambil menggambar rancangan mesin. Bersama dengan teman-temannya. Untungnya aku tak sampai menabrak ia beneran "hampir saja waktu itu" ujarku dalam hati. Karena aku sedang terburu-buru ingin masuk kelas yang ternyata masih kosong dan salah tempat. Seketika akupun turun dan melihat dia duduk agak jauh dari bangku yang pertama. Itu merupakan hari yang menyenangkan bagiku karena telah bertemu dengannya.

Hari-hari berganti dan pertemuan itu telah kami rencanakan. Tepatnya pada hari kamis waktu itu dia sedang libur dan ikut olimpiade biologi. Aku waktu itu berjanji menjemputnya, mengajak ia keperpustakan untuk sekedar duduk dan belajar menulis puisi atau membahas rencana lomba cerita pendek yang sama-sama kita ikuti. Iya masih sama pada waktu itu, belum menyeruak jawaban yang pasti tentang hubungan kita ini.

Tak lama dari itu aku meminta bantuannya untuk ke sebuah sekolah SD di desaku, untuk mengirimkan surat mengajar di sana yang dinaungi oleh himpunan kalo nama di kampusku, untuk program kerja Sosial dan Lingkungan. Setelah mendapat surat yang diambil oleh Kakak tingkat dari dekanat dan memberikannya padaku. Aku bergegas menuju ke ruang baca dimana Ia sudah menunggu di situ. Kami pun berangkat menuju sekolah, melewati jalanan aspal dan hutan-hutan yang belum tersentuh rumah-rumah penduduk. Oh iya, jalannya juga agak sedikit berlubang di sana sini. Di jalan itu aku juga menceritakan di mana aku tinggal dan menunjukkan sekolah SMA yang pernah aku naungi dulunya. Namun, pada akhirnya kamipun sampai pada tempat tujuan. Dengan diiringi suara bocah-bocah SD yang membukan pintu pagar sekolah dan meneriaki kami bucin-bucin. Pikirku emang dasar gedek banget anak-anak ini, buat aku tersipu malu. 

Setelah tidak lama dari itu aku dan dia memberikan suratnya kepada Bu guru yang mengajar di situ, Aku memberikannya kepada Ibu guru karena kepala sekolah sedang pergi dan belum pulang ke sekolahan. Setelah memberikan suratnya aku dan dia berpamitan dan sambil menuju keluar pintu pagar sekolah dengar masih diiringi suara bocah-bocah itu yang lagi-lagi menyebut kami bucin. Emang dasar bocah, pikirku.

Setelah keluar pintu pagar, Aku mengajaknya melewati jalan yang berbeda. Jalan yang masih berbatasan dengan tanah UNSRI, di situ banyak sekali Sapi ataupun kerbau yang dibiarkan berkeliaran tanpa ada yang mengawasi. Terlihat dari sebuah jalan yang memisahkan antara satu danau dengan danau yang namanya itu disebut juga Tanjung Putus. Sambil berkelakar sama si dia. Aku mengatakan ini tempatnya namanya Tanjung Putus. Oh gitu ya, jawab dia. Iya, tapi jangan cinta kita ya. Dia pun tertawa terbahak-bahak.

Tak berselang lama kamipun keluar dari sebuah gerbang yang berbatasan dengan Tanjung Putus yaitu Sakatiga. Kami melawati sebuah aspal ditengah teriknya matahari yang menatap kami dengan tajamnya. Melewati jalan-jalan yang dipenuhi asap-asap dan sedikitnya agak macet. Tapi tak apa dengannya pun aku sudah sangat bahagia, bisa bersama apalagi semotor begini. Sungguh hari yang sangat kunanti-nantikan.

Lamanya perjalanan yang kami tempuh akhirnya bisa kami lewati. Kamipun sampai menuju gerbang Unsri dan sedikit lagi akan sampai ke ruang baca. Setelah sampainya di ruang baca, dia pun lekas turun dan aku mengucap terima kasih yang amat besarnya pada dia. Diapun tersenyum manis dan pergi menuju ruang baca mengerjakan tugas-tugasnya.

Waktu yang tak berselang lama, setiap hari kami selalu mengirim pesan-pesan lewat WhatsApp. Dua hari setelah itu, pada malam hari. Tepatnya pada tanggal 14 Maret 2020. Setelah beberapa pesan terkirim. Ia pun mengirim aku pesan, bahwa sebenarnya ingin membicarakan ini pada saat di motor bersamaku setelah dari SD itu. Lalu akupun berkata, ingin berbicara apa kamu. Ia menjawab sebenarnya aku mau ngomong kalo aku menerima cintamu. Betapa senangnya aku, malam itu berasa sangat indah sekali, haru bercampur bahagia campur anduk dimalam itu.

Setelah masa yang amat bahagia itu, aku dan dia mengikuti kegiatan bersama tepatnya pada hari Kamis saat dia libur dan aku sedang tidak ada mata kuliah pagi itu. Kami berencana untuk mengikuti seminar yang dilaksanakan oleh PT Bukit Asam, sekaligus konser dan kompetisi game mobile legend. Kami menyaksikan seminar terlebih dahulu. Duduk bersama pada saat itu membuat hatiku melayang hingga tepi yang kucari hilang arah. Membikin hati bersemarak yang teramat. 

Setelah itu ada konser, kami mendengarkan lagu-lagunya. Membikin baper, jadi kami terbawa emosi dan perasaan. Cinta yang dipupuk telah bersemi pada saat itu. Namun, waktu memisahkan sejenak waktu bersamaku dengan ia. Aku pergi ke kampus untuk menghadapi UTS. Setelah selesai UTS akupun berangkat kembali kesitu, menonton kompetisi game mobile legend bersama.  

Sungguh hari yang indah waktu itu, setelahnya pun kami makan bersama disebuah tempat makan yang bernama Pondok Putri. Walaupun jarang sekali percakapan disitu, kita saling bertukar senyum dan pandangan. Ketika ia tersipu malu dan aku juga pun begitu. 

Makanan pun habis, kami membayar uang makanan. Aku mengantarkannya ke sebuah terminal. Karena ia hendak pulang, entah kapan lagi dapat bersama seperti ini. Mungkinkah hari esok atau lusa dapat bersama lagi. Tetap aku yakin ini pasti bukan perpisahan, hanya sebuah perjumpaan yang dititik jeda untuk bersambung kembali.

#Bersambung

Comments

Post a Comment

Like, comment, and share. Terimakasih 🙂🙂🙂